(migrasi
kepiting, fenomena unik yang bisa ditemui di pulau christmas)
Pulau Christmas atau pulau Natal itu
luasnya 135 Km2. Letaknya hanya 500 Km (310 mil pantai) dari Jakarta. Jika
ditarik garis pantai dari pulau terluar Australia (terdekat ke Indonesia) hanya
975 Km (606 mil pantai) dari Pulau Cocos (pulau Keling). Bahkan jika ditarik
garis pantai dari kota terluar di Australia (terdekat ke Indonesia) -sekali
lagi- hanya 2600 Km (1600 mil pantai) dari Kota Perth. Bandingkan jika ditarik
garis lurus dari Pelabuhan Ratu pantai Selatan di Jawa Barat, hanya 360 Km
jaraknya dari kita.
Milik
siapakah pulau ini?????????
Ø Konvensi
PBB tentang Hukum Laut Internasional, United Nation Convention of Law (UNCLOS
1982), telah ditandatangani oleh 117 negara pada tangal 10 Desember 1982 yang
efektif berlaku 1996. Indonesia meratifikasi UU ini pada tahun 1985. Jika
mengacu kepada kesepakatan tersebut, maka luas Indonesia menjadi bertambah luas
baik daratan maupun lautannya. Jika mengacu kepada batas 12 Mil pantai dari
bibir daratan (kecuali di perairan tertentu dekat Malaysia dan Singapore) maka
luas ruangan Indonesia menjadi 7,9 juta Km2, terdiri dari 4,8 juta luas laut
dan 3,1 Km2 luas daratan. Padah ini belum termasuk landas kontinen
(ContinentalShelf).
Ø Jika
mengacu kepada ordinansi penginggalan Belanda Mengakui Indonesia sebagai negara
kepulauan dengan status Indonesia memiliki panjang garis Pantai 95.181 Km dan
luas daratan 1,9 juta Km2. Sedangkan Aussie memiliki panjang garis pantai 24
ribu Km dan luas daratan 7 juta Km2. Terirtoriale Zee en Maritieme
Kriengen Ordinantie 1939 (TZMKO peninggalan Belanda), Staatsblad 442, menyebutkan
luas perairan Indonesia 2,95 juta Km2 (hampir 3 Km mil laut) dari
seluruh bibir pantai.
Ø Kesepakatan
Internasional tentang Batas Laut teritorial, tidak boleh melebihi 12 Mil dari
bibir pangkal teritorial
Ø Kesepakatan
Internasional tentang Zona Ekslusif Ekonomi, tidak boleh melebihi 200 mil dari
bibir pangkal daratan
Ø Kesepakatan
Internasional tentang Batas Zona Tambahan, tidak boleh meleibihi 24 mil dari
pangkal daratan
Ø Sisi
faktor perhitungan Geografis lainnya, baik Deliniasi (batas sementara),
Demarkasi (batas pemisah negara), Titik Acuan, Titik Awal, Garis Dasar dan
Garis Dasar Lurus memiliki angka-angka standard Internasional yang harus
dipatahui oleh seluruh negara manapun di dunia.
Lalu ???? Mengapa Australia mengklaim
pulau yang unik ini sebagai miliknya???? Apakah karena Australia mengetahui
tidak ada satu bangsa dan negara manapun di sepanjang Samudara Hindia kususnya
yang berdekatan dengan Indonesia dan Sri Langka?. Apakah ke dua negara ini
dianggap kerdil dan tidak memiliki kekuatan atau kemampuan melakukan protes?
Inilah yang perlu diketahui, ada beberapa hal yang mendasari sikap Ausralia
dalam kepimilikan sepihak ini, yaitu :
1. Pada
tanggal 31 Mei 1942, Jepang menguasai pulau ini. Akibat pertempuran ini
(termasuk pemberontakan serdadu India dalam tentara Sekutu) 5
perwira Sekutu dan 27 orang serdadu sekutu tewas. Jepang kehilangan satu kapal
penjelajah ringan. Kemudian setelah Jepang takluk, kepemilikan pulau ini
dikembalikan kepada Inggris. Dan melalui konsesus persemakmuran, Inggris
memberi kekuasaan kepada Aussie mengelola pulau yang nyaris tidak bertuan pada
saat itu.
2. Pulau
ini semasa perang dunia pertama dan ke dua dipergunakan oleh Sekutu sebagai
pangkalan militer, khususnya armada tempur laut yang akan menuju ke Samudra
Pasifik menghadapi Jepang khususnya.
3. Inggris
sebagai satu-satunya negara yang mampu mengubah konsep Angkatan lautnya dari
Green Water menjadi Blue Water, menitik beratkan penggunaan armada laut secara
optimal dalam bidang pertahanan dan militer. Armada laut menjadikan lautan
sebagai jalur logistik dan pertahanan yang paling handal dalam angkatan
bersenjata Inggris. Konsep ini mulai diterapkan dan diadopsi oleh Amerika Serikat
dan Australia setelah perang dunia ke 2. Termasuk saat AS menggempur Irak,
mengirimkan armadanya ke teluk dengan memanfaatkan timbunan logistik di pulau
ini.
4. Australia
yang merupakan salah satu anggota negara persemakmuran (commonwealth country)
mendapat “titipan” dari Inggris seusai perang dunia ke dua. Pulau ini tetap
dipertahankan oleh Inggris dan Australia sebagai jalur logistik dan pertahanan
terluar Australia sebelum menuju ke Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
5. Pulau
ini sangat strategis menuju ke belahan benua lain. Oleh karena itu pulau
Christmas ini dipergunakan sebagai pangkalan Militer milik Australia, tentu
saja di dalamnya memberi akses dan ruang yang sebesar-besarnya bagi Inggris dan
AS menggunakan pulau ini untuk kepentingan militer negara-negara tersebut.
6. Pulau
yang hanya berpenghuni 3000 jiwa ini (2010) bukan saja mengandung 30 juta
Kepiting (sumber ini kurang valid, entah dari mana cara menghitungnya), tapi
juga mengandung kekayaan fosfat dan kandungan Minyak bumi.
7. Pulau
ini dipergunakan oleh Inggris, AS dan Australia untuk meluncurkan satelit serta
uji coba peluru kendali darat ke Laut, Laut ke Permukaan maupun udara ke Laut.
Beberapa satelit mata-mata juga diuncurkan dari sini. Kita tidak tau apakah
ahli BATAN kita mendeteksi adanya peluncuruan satelit mata-mata yang dapat
menggambarkan “rumah kaca” kita sehingga bisa terlihat segala isi perabot dan
makanan di dalam kulkas? Tidak ada satupun pihak yang mampu mendeteksi hal ini
walau tidak tertutup kemungkinan hal ini bisa saja terjadi mengingat sistem
navigasi GPS dipandu oleh google map dan mesin pencari data berkolaborasi
mengirim informasi data dan visual sebuah negara secara rinci dan realistis,
bukan?
Beberapa pengecualian tentu ada, misalnya
kepemilikan pulau Shenkaku oleh Jepang atas China, atau Falkland
(Malvinas Argentina) oleh Inggris atau Diego Garcia di kepulauan Chagos di
Samudra Hindia yang berdekatan dengan Sir Langka dan Maladewa oleh Inggris,
atau kepemilikan Portugis, Spanyol dan AS, bahkan kepemilikan Pulau
Shakalin Rusia atas Cina dan Taiwan dan lainnya diberbagai tempat di belahan
dunia, itu adalah kasus-kasus pengecualian, karena memang telah ada perjanjian
atas pulau atau kepulauan tersebut beberapa abad silam. Tentu beda dengan
status pulau yang satu ini (Christmas) yang tidak ada kaitannya dengan kondisi
tersebut.
Pulau Christmas ini ternyata dipergunakan
juga untuk menahan para imigran gelap yang mencoba memasuki Australia secara
gelap. Jika imigran gelap berhasil melewati pulau karang dekat Perth, petugas
akan melepaskan sesuatu benda (bukan granat) yang dapat menghancurkan perahu
manusia yang mencoba merapat ke daratan. Kemudian manusia perahu itu dipungut
satu persatu, di bawa ke daratan, lalu diinterogasi. Setelah melalui proses
pencatatan, mereka dikirim ke pulau ini untuk menjalani hari demi hari dalam
tahanan yang panas dan gersang. Sebelum mengalami shock yang mendalam, barulah
mereka di deportasi ke negara masing-masing. Pulau ini memang benar-benar
menjadi neraka bagi imigran gelap. Banyak kisah-kisah pilu dari mantan imigran
gelap kita yang dibebaskan setiba mereka di Indonesia. Diantara mereka merasa
“kapok” berurusan dengan pihak imigrasi Australia.
Meskipun menjadi neraka bagi para imigran
gelap, pulau ini ternyata menjadi surga bagi Australia. Selain adanya
kepentingan politik dan pertahanan sebagaimana disebut di atas, dari sisi
komersial pulau ini juga patut dibanggakan Australia dari sektor Parawisata.
Jumlah
pengunjung resmi (wisatawan) Indonesia ke pulau ini setiap tahunnya mencapai
80%-90% dari total wisatawan yang berkunjung. Mereka pada umumnya menyukai
suasana alam pantai yang eksotis. Hutan pedalamannya juga indah. Di sana banyak
ditemukan kolam dan air terjun dan sabana yang terhampar menuju tepi pantai.
Indah sekali.
Selain
itu, tentu saja kelebihan lainnya adalah arena perjudian klas wahid dunia.
Kabarnya mengalahkan fasilitas yang kita lihat di Macao dan Genting Malaysia.
Mungkin setara dengan lokasi Casino terbaik di Asia saat ini di Singapore.
Tapi
ada satu yang mengherankan kita, meskipun secara greografis dan poitis kita
tidak dapat menganggu eksistensi pulau Krismas (Christmas) ini secara tidak
langsung ternyata telah “dimiliki” oleh taipan from Indonesia, yakni
Robby Sumampao. Bekerjasama dengan konglomerat dari Australia yang juga anggota
parlemen Australia, ia mengelola resort, perjudian, penerbangan dan
trnasportasi di pulau ini. Dari usaha kerjasama ini pemerintah Australia
menerima pajak tidak kurang dari Rp.3,5 M setiap tahunnya dari usaha Taipan
bonafide kita yang satu ini.
Jika
mau ke sana boleh lah, mau merasakan casino atau sekadar “cari angin”. Tapi
jangan bicarakan masalah kepemilikan pulau Christmas ini nanti malah bisa
berabe, apalagi kalau mengikuti manusia perahu sebagai imigran gelap… bukan
surga yang di dapat, malah disiksa oleh
petugas imigrasi dan keamanan Aussie yang tidak kenal ramah dengan perbuatan
melanggar hukum mereka.
terlepas
dari keribetan yang ada diatas setidaknya lihatlah gambaran yang ada di pulau
natal ini
Menyedihkan sekali pulau yang cuma sepelemparan batu dari Pelabuhan Ratu bisa dikuasai aussie. Di pulau itu juga ada pertambangan dan pabrik phospate, pasti milik aussie juga kali.
ReplyDeleteJangan2 juga banyak sumber gas & minyak disekitarnya.